Kadang gue mikir untuk apa gue hidup didunia ini.
Salah satu alasannya ya, membahagiakan kedua orangtua gue. Kedua orangtua yang
telah membesarkan, mendidik, dan melakukan segalanya untuk gue. Gue juga
berfikir bagaimana caranya supaya gue bisa membalas budi mereka yang bahkan
nggak bisa terhitung dan nggak akan tergantikan oleh apapun. Mereka rela
bersusah payah demi anak mereka. Kadang gue merasa kalo gue itu belum bisa
ngebahagiain mereka sepenuhnya. Gue cuma bisa buat mereka bekerja keras akan
kebutuhan gue. Gue tau kok mereka ingin anaknya menjadi seseorang yang lebih
baik dari mereka.
Sebagai anak pertama gue merasa kalo gue bakalan jadi tulang
punggung bagi keluarga gue kelak dan gue punya tanggung jawab atas itu semua. Dalam kata lain gue bakalan punya tanggung
jawab atas mereka dan ade gue. Yes I am. Atleast gue harus membuat bahagia
mereka. Jujur gue nggak bisa lagi bahagiain mereka dengan prestasi akademik
gue. Nilai gue nggak bisa dibanggain. Kadang gue merasa malu dan bersalah
kenapa gue bisa kaya gini. Gue takut
banget kalo gue nggak bisa bahagiain mereka. Tapi gue juga gatau harus buat
apa. Apalagi pas tadi gue nelpon nyokap, jujur uang bulanan gue lagi abis
banget gara-gara sesuatu hal gue cerita sama nyokap kalo uang gue abis. Nyokap juga
bilang kalo mereka lagi nggak ada uang. Gue sedih banget, dan gue nangis saat
itu. Tapi gue gak mau kalo nyokap tau kalo gue lagi nangis pada saat itu. Gue sedih
banget dan gue berbisik dalem hati, apa gue akan jadi anak yang kaya gini
terus? Yang hanya bisa minta sama orangtua gue.
Padahal sebelumnya gue
berencana (just because this is my month I have something to buy like a
previous year, but I think this is wont happen for now). Sontak keinginan gue,
gue kubur dalem-dalem. (Yep this wont be my years) (Atleast pass my birthday
with them and my best friend in home, but not this year). God don’t let me cry
now. Gue tuh ngerasa bodoh banget, gue selalu berpikir kenapa mereka bisa dan
gue nggak bisa?
Another reasons are gue tau mereka nguliahin gue supaya gue
bisa lebih baik dari mereka, tapi gue nggak terlalu suka karena secara langsung
gue punya tanggung jawab akan kuliah gue. Setiap gue ngeliat pengorbanan
mereka, gue sedih sampe nyokap pernah ngomong sama gue lewat telpon yang
intinya nggak apa-apa mereka bersusah-susah disana asalkan gue bisa kuliah
dengan lancer. Sorry banget readers kalo gue jadi curhat kaya gini yang gak
sepantesnya gue publish. It cause that
there is no one that I can talk about right now.
Mom, Dad, how can I pay
your sacrifices back? Sorry for being childish, and another my bad habit. I know
you love me, but for sure for now, I can pay your sacrifices back. I really do
it. But I don’t know how. I’ll promise I’ll do my best for you. Thankyou for
all of sacrifices and kindness that have you given to me. Thankyou for loving
me no matter what. Maaf kalo saat ini gue belum bisa membahagiakan kalian. I’ll
do my best as much as I can.
I love you mom, dad, brotha :’)
Ps : from me with love..
2 comments:
Bagus juga artikelnya
followback ya
http://hariandesa.blogspot.com
duh jadi inget keluarga dikampung :(
mampir juga ya ke http://www.kudisanicus.com
Post a Comment